Sabtu, 26 Oktober 2013

Kasih IBU Sepanjang Masa~


Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ? Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i- l-a-n.  Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya...Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya.
Seringkali ia bertanya: "menangiskah ia?" "Tertawakah ia?" "Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana?" Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya. 
Ketika itu adalah kematian pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.

Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. Detik itu, sebuah episode cinta yang baru saja berputar....Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anaknya, Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anaknya...Ketika si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar teleponnya. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan terluka. 

Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa. Berharap sang suami tak terhenti rezekinya agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan. 
"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil.,, Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. <--- Mama mimin banget nih :'''') hahaha :D 
Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya...Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil, Meskipun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, "Demi anak." Di saat pusing pikirannya mengatur uang yg terbatas, periksalah catatannya. Di kertas itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak. 
Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya..Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli..Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar. :'''''''''''''''(
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji. 
Ia menjadi pembantu yang tak pernah dibayar. 
Ia menjadi pelayan yang sering lupa dihargai. Dan ia menjadi babby sitter yang paling setia. 
Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran.

Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu anaknya. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari...Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya...Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. 

Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng. Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar. Pertanyaan itu masih terus ada meskipun sekarang anaknya sudah menjadi orang dewasa yg bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolah . 

Hari ketika si anak yg telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya..Siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. 
Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan...Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?" Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. 
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "Kalo mama udah ga ada, kamu jangan sedih, mama ingin kamu bahagia selalu". :''''''( 
Sejak kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah "Sekolah cinta", Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta". Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta." 

=TAMAT=

Sumber : www.groupthebiblesay.blogspot.com

Putaw, Merusak Kehidupan dan Keluargaku

Mulai dari SMP, Femerio mengenal narkoba dan juga menggunakannya. Sikap dan perilakunya menjadi keluar batas hingga dikeluarkan dari sekolah. Hingga dirinya beranjak dewasa, narkoba membuatnya menghindari kuliah dan menguras habis dana kuliahnya.
Femerio menggunakan narkoba jenis Putaw. Jenis yang membuatnya tidak bisa mengerjakan apapun, sulit berkonsentrasi dan memahami pelajaran. Namun dapat menambah kepercayaan dirinya begitu tinggi. “Kalau sudah mendapat barang itu (putaw) lebih percaya diri,” ungkapnya.
Kenakalannya bertambah seiring dengan kebutuhannya terhadap putaw. Rasa ketagihan ini menyebabkannya harus membeli barang tersebut melalui benda-benda berharga dirumahnya. Mencuri, memalak dan mengutil barang diluar rumah menjadi salah satu kegiatan buruknya.
Dikala pergaulannya yang buruk diluar, kondisi dirumah pun diwarnai pertengkaran oleh kedua orangtuanya. Femerio pun mengakui jika saat itu, ada rasa kasihan terhadap kedua orangtuanya. Namun kelemahan tubuhnya, mengalahkan rasa kasihannya. Pendekatan secara keras dan lembut yang dilakukan oleh orangtuanya untuk menyembuhkan dirinya, tidak membuat Femerio berubah. Bahkan karena nilainya sangat buruk di kampus, dirinya terpaksa dikeluarkan. Hal yang membuat sang Ibu berdoa keras kepada Tuhan.
Titik balik dalam dirinya terjadi pada sebuah situasi. Femerio berkenalan dengan seorang pria yang diakuinya sebagai seorang homoseksual. Pria itu mengajak Femerio berkunjung kerumahnya yang kemungkinan akan mengajaknya untuk melakukan aktivitas seksual. Ternyata kejadian tersebut membuatnya tersadar bahwa dirinya telah masuk kedalam situasi yang telah jauh melenceng dari kesadaran yang sesungguhnya.
Bahkan sang Ibu pun merelakannya, jika dirinya meninggal duni akibat perilakunya yang tidak berubah tersebut. Femerio pun menyadari bahwa kelakuannya telah menyakiti hati orangtua terutama sang Ibu. Hingga dirinya berkata pada Ibunya bahwa hanya Tuhan saja yang bisa dan dapat menyembuhkannya. Satu kondisi yang bahkan Femerio terkejut bahwa dirinya mengatakan hal tersebut.
Keinginan yang kuat untuk berhenti dari narkoba, ditambah rasa muaknya terhadap kehidupannya saat itu, membuatnya mencoba untuk mengisolasi diri dikamar selama 5 hari untuk menjauhkan diri dari narkoba. “Dia (Femerio) menyatakan ingin sembuh, dia sudah capek. Ya itu harapan buat Kami (orangtua) dan Kami percaya. Darisitu juga kami keluarga melakukan mezbah doa, setiap malam untuk kesembuhan Rio,” ungkap Ayahnya.
Lima hari dijalaninya untuk keluar dari narkoba, dirinyapun memasuki panti rehabilitasi. “Pertama kali terlintas tuh, saya merasa diterima kembali. Ada para pembina yang memberikan kasihnya,” ungkap Rio.
Namun, ujian dan cobaan terhadap dirinya, nampaknya tidak berhenti. Hubungannya dengan kekasihnya telah melampaui batas, sehingga kekasihnya mengandung anak darinya. Tentu hal ini menjadi sumber kekecewaan bagi kedua belah pihak orangtua.
Tiadanya komunitas yang membangun dikala rasa frustasinya yang memuncak, membuatnya kembali ke temannya para pemakai narkoba. Dirinya ikut memakai narkoba, namun tidak ada efek apapun dari narkoba itu. Semua terasa hambar dan tidak berpengaruh terhadap tubuhnya.
“Sekali waktu, Tuhan berbicara lewat Yesaya 53. apa yang harusnya kita tanggung. Tapi Yesus mau untuk menanggungnya. Karena Yesus tau kita tidak mampu menanggungnya. Makanya Dia yang tanggung itu semua. Saya ingat pertama kali dibilang, Disaat semua orang ninggalin kamu, justru Aku datang menyambut kamu. Ini ada satu sosok yang nggak pernah ninggalin, yang selalu menyertai saya didalam kegelapan. Dan saya memilih untuk berjalan bersama Tuhan.” Ungkap Rio.
Semuanya berubah, Rio pun kembali memasuki perkuliahan. Karena kerja kerasnya dirinya menjadi lulusan terbaik di kampusnya. “Bangga dengan dia, juga dalam kehidupan dia, ya jauhlah sekarang,” ungkap sang Ayah.
“Ketika kita mengalami kasih Tuhan, Kita mengalami perubahan. Meninggalkan cara hidup yang lama. Dan kita bisa membawa dampak buat keluarga. Kelihatannya nggak wah, cuman itulah kelembutan Tuhan. Dia gak show off, tapi sebenarnya kita sedang mengalami mukjizat itu sendiri.” Ungkap Femerio.
Sumber kesaksian : Femerio

Sumber : www.groupthebiblesay.blogspot.com

Don't Judge People by Appearance

Ada seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang.
Mereka turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.
Mereka meminta meminta kepada sang sekretaris Universitas untuk membuat janji bertemu kepada Pimpinan Harvard.
Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung dan udik.
Sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Harvard
"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria dengan lembut
"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris dengan cepat.
"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi.
Tetapi nyatanya tidak, pasangan suami istri ini masih tetap setia menunggu.
Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya muncul.
Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah.
"Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan, Jadi kami tidak bisa melakukan itu."
"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat.
"Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan.
Lalu si pemimpin Harvard tersebut berkata dengan keras "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.
Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, Mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya pun mengangguk.
Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Lalu menyuruh sepasang suami istri ini agar pulang karena dia sibuk.
Lalu pasangan ini bangkit dan berjalan pergi, mereka melakukan perjalanan ke Palo Alto, California
Di sana mereka mendirikan sbuah Universitas yg menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.
Pasangan suami dan istri tersebut adalah Mr. & Mrs. Leland Stanford. Serta Universitas-nya adalah Stanford University, salah satu universitas favorit di AS.